Kuin Floating Market - Banjarmasin

Banjarmasin is one of two floating markets in this planet. To experience Banjarmasin you must take to the river, either by “klotok“ (river bus), or a speedboat for longer trips.

Rumpiang Bridge

Rumpiang is a small village in the Barito riverside. But, now Rumpiang is also a name for a big size bridge with 753 m length accross the Barito river. The bridge constructed to shortcut an access from Banjarmasin to Muarabahan.

Me and My Cats

I had many of cats in my home town. I grew up them cuz they were my lovely pets.

The Real World

I am The Captain of an oil tanker that travels through your veins, when you are lying half asleep in your room, unaware if it is midnight or afternoon.

Fire and Ice Collide

Reality is a lovely place but I wouldn't want to live there. From green belt balcony, the wildfires look so pretty. To the ruby redwood tree, and to the velvet climbing ivy, panited all mahogany, I'd never leave if it were up to me

10 January 2012

New Vega R


Air Brush Grafis

24 December 2011

Template Tugas Sistem Ekonomi


Hallo teman-teman...
Sudah tahukah kalian tugas yang dikasih oleh Ibu Muzdalifah dalam mata kuliah Sistem Ekonomi kemarin?. Mungkin masih ada dari teman-teman sekalian yang belum terlalu paham dengan tugas tersebut.

Begini teman-teman, kita disuruh mencari Sistem Ekonomi yang pernah dianut oleh negara tercinta kita ini. kemudian kita masukkan dalam tabel dan disusun rapi.

Oh iya, tadi sekitar jam 08.42am saya menerima SMS dari teman kita yang bernama Ahmad Yarnie, beliau ingin request Format Tugas tersebut. Dengan senang hati format tabelnya saya sediakan di postingan ini.

Silakan mendownloadnya di sini.

Terima kasih buat sdr. Yarnie yang sudah request. Jangan lupa kasih tahu teman-teman yang lainnya juga yaa... biar pengunjung blog saya ini semakin rame. hehehe

16 December 2011

Contoh Proposal Skripsi


Perkembangan dunia komputer sekarang ini sungguh mengalami kemajuan yang sangat pesat. Komputer merupakan bagian yang sangat penting untuk membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga komputer sebagai sarana pendukung, mempermudah proses pengolahan data-data untuk menjadi salah suatu informasi. Dengan perkembangan yang cepat, makin lama makin canggih menuntut semua Instantsi baik Pemerintah maupun Swasta untuk menggunakan komputer sebagai fasilitas yang dapat menunjang kerja yang cepat, efisien dan efektif.

Berikut adalah contoh proposal skirpsi untuk jurusan Sistem Informasi STMIK Banjarmasin.

Download Proposal di sini

08 December 2011

Sebelas Langkah Persiapan Belajar

Dalam buku yang saya baca, yang berjudul “Yes, Aku Bisa!” buku ini menjelaskan tentang bagaimana cara mengalahkan titik kelemahan yang kita miliki agar kita menjadi orang yang sukses. Buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana car a meraih kesuksesan di dunia akademis.

Ada sebelas langkah yang dapat dipersiapkan sebelum kita belajar, yaitu adalah:
  1. Murnikan niat. Jadikan menuntut ilmu sebagai ibadah.
  2. Selalu ingat bahwa anugerah berasal dari Allah dan sebab-sebabnya berasal manusia.
  3. Hilangkanlah kata “akan” dari hidup anda, dan jangan menunda-nunda.
  4. Waspadalah dengan sugesti-sugesti yang negative, seperti, “aku gagal”, atau, “pelajaran yang sulit”.Daftar Bernomor
  5. Percayalah dengan anugerah Allah dan lakukanlah hal-hal yang dapat mendatangkan anugerah-Nya.
  6. Percayalah tentang pentingnya ilmu dan mempelajarinya.
  7. Waspadalah dengan teman yang kurang baik dan membuang-buang waktu.
  8. Aturlah buku tulis dan belajar anda.
  9. Kerjakan pekerjaan rumah dan ulagilah setiap hari.
  10. Makanlah makanan yang sehat, dan jauhi makanan instant.
  11. Jangan pernah belajar di saat merasa lelah.

Keranjang Belanja Mempengaruhi Pengeluaran Saat Belanja

Menurut pengalaman pribadi saya, saat kita berbelanja di Supermarket tanpa membawa daftar belanja dan tanpa perencanaan untuk memastikan barang apa saja yang akan dibeli, maka kita akan sangat kacau dalam berbelanja. Bisa-bisa melebihi budget yang sudah kita tetapkan.

Tahukah kamu, ternyata ketika kita melakukan praktik belanja seperti di atas, ada beberapa hal yang mempengaruhi pengeluaran saat belanja di Supermarket. Salah satunya adalah berbelanja tanpa keranjang belanja yang disediakan dan pakai keranjang belanja. Dari kedua cara ini yang lebih berpotensi menghabiskan budget kita adalah belanja dengan menggunakan keranjang belanja.

Mengapa demikian? Sesuai pengalaman pribadi saya, saat saya belanja tanpa keranjang belanja saya hanya menghabiskan uang sekitar Rp 20.000,- s.d. Rp 30.000,- saja. Tapi ketika saya mencoba pakai keranjang belanja untuk menampung barang-barang belanjaan saya, saat mau bayar ternyata tanpa disadari total yang harus saya bayar di kasir adalah lebih dari Rp 50.000,-.

Menurut saya ini disebabkan karena beberapa faktor, yang pertama adalah karena tidak membuat daftar belanja, sedangkan yang kedua adalah karena saat kita memakai keranjang belanja maka daya tampung barang belanja bisa lebih besar tanpa kita sadari. Lain halnya ketika kita mengadalkan tangan saja untuk membawa barang belanjaan, semakin banyak barang yang kita beli semakin terasa berat pula membawanya.

06 December 2011

Sistem Ekonomi: Kapitalisme, Sejarah, dan Perkembangannya

Kepada teman-teman yang mengambil mata kuliah Sistem Ekonomi, di sini saya upload bahan mata kuliah Sistem Ekonomi yang disampaikan Bapak Syahrituah pada tanggal 5 Desember 2011 kemarin. Untuk memudahkan pendistribusian bahan kuliah tersebut, sekarang sudah bisa di download di sini.
atau klik link berikut ini:
http://www.ziddu.com/download/17712387/sistemeko-Kapitalisme.ppt.html

04 December 2011

Keluarga Kaya v.s Keluarga Miskin

Pada saat orang-orang di pelbagai penjuru dunia bangun setiap pagi untuk menyongsong hari yang baru, masing-masing dari mereka melakukannya dalam kondisi yang sangat berlainan. Sebagian hidup di rumah yang indah dan nyaman dengan sekian kamar berukuran luas, plus aneka perlengkapannya. Mereka memiliki persediaan pangan yang lebih dari cukup, pakaian yang serba bagus, kondisi kesehatan yang prima, dan kondisi keuangan yang serba berkecukupan. Sebagian lainnya, yang berjumlah lebih dari separuh penduduk dunia yang kini mencapai sekitar 6,4 miliar jiwa, nasibnya jauh kurang beruntung karena sehari-harinya harus hidup dalam kondisi serba kekurangan.

Sebagai ilustrasi, mari kita bayangkan keadaan pada sabtu malam dari kedua keluarga tersebut tatkala masing-masing tengah menyiapkan makan malam. Di rumah bertingkat (apartemen) yang mewah milik si keluarga kaya, seorang pembantu rumah tangga berseragam rapi sedang menyiapkan aneka rupa makanan di atas piring-piring mahal buatan Cina, sendok-garpu berkualitas tinggi dari perak, dan meja yang beralaskan taplak linen. Telur ikan atau kaviar kelas satu dari Rusia, hors d’oeuvres dari Perancis, dan anggur dari Italia merupakan menu pertama dari serangkaian hidangan yang akan disajikan. Anak laki-laki tertua keluarga tersebut, yang bersekolah di sebuah universitas terkemuka di Amerika Utara, dan dua orang adiknya yang masing-masing bersekolah di Perancis dan Swiss, tengah pulang berlibur di rumah. Sang ayah adalah seorang ahli bedah terkemuka lulusan Amerika Serikat yang hanya menerima orang-orang kaya setempat, usahawan, dan orang-orang terhorma dari luar negeri sebagai pasien. Sebagai usaha sampingan, ia memiliki sejumlah tanah di daerah pinggiran. Libur tahunan biasanya mereka gunakan untuk berpesiar ke luar negeri, kendaraan mereka adalah mobil-mobil impor mewah, dan mereka sekeluarga hanya mau menikmati makanan serta pakaian yang terbaik. Semua itu adalah untaian kenikmatan hidup yang sudah terhitung biasa bagi keluarga yang beruntung ini.

Lantas bagaimana dengan keluarga miskin yang hidup di pemukiman kumuh di sisi perbukitan? Mereka sekeluarga juga dapat dapat melihat laut, tetapi tidak berarti mereka juga dapat menikmati keindahan pemandangan atau ketenangan suasananya. Bau busuk dari saluran pembangunan limbah rumah tangga yang terbuka di sebelah gubuk sama sekali tidak memungkinkan mereka menikmati keindahan laut dan kesegaran terpaan anginnya. Saat makan malam tiba, tidak ada piring-piring berisi makanan yang sedang dipersiapkan; bahkan, pada kenyataannya tidak ada yang pantas disebut makan malam di situ, karena yang terlihat hanya serpihan-serpihan roti basi. Kebanyakan 4 dari anak-anak mereka memanfaatkan waktunya dengan mengemis di jalanan, menjadi tukang semir sepatu, atau bahkan kaang-kadang mencoba untuk mencuri dari orang-orang yang lengah di sepanjang jalan raya. Sang ayah pindah ke kota dari sebuah desa di daerah pedalaman beberapa tahun yang lalu, lantas disusul oleh anggota-anggota keluarga lainnya. Selama beberapa tahun terakhir ini ia tidak memiliki pekerjaan tetap. Jumlah penghasilan keluarga tersebut tidak lebih dari $800 setahun. Anak-anak mereka sering kali tidak masuk sekolah karena mereka harus membantu menambah penghasilan orang tua dengan cara apa saja yang dapat mereka lakukan. Kadang-kadang anak perempuan tertua, yang tinggal di pusa kota dengan kawan-kawannya, mempunyai uang dalam jumlah lumayan – meskipun tidak ada seorangpun yang pernah mencoba menanyakan dari mana dan bagaimana caranya ia mendapatkan uang itu.

Sebagai manusia yang punya hati nurani, kita pasti langsung gusar dan tersentuh oleh gambaran pola hidup yang demikian kontras antara kedua keluarga tersebut. Namun, kalau kita melihat keadaan di hampir semua kota besar di Amerika Latin, Asia, dan Afrika, kita akan memperoleh kekontrasan dan gambaran pahit yang sama (meskipun jurang ketidakmerataan pendapatan di masing-masing kawasan tidaklah sama).

01 December 2011

Desember, Saatnya Evaluasi

Tak terasa sudah memasuki bulan terakhir di tahun 2011 dimana sebentar lagi kita akan menyambut tahun baru 2012. Tepatnya sekiktar 30 hari lagi kita akan melangkah dan meninggalkan tahun 2011 ini.

Satu bulan ini saya berencana ingin membuat perencanaan-perencanaan untuk tahun yang akan datang. Ya, kita memiliki satu bulan penuh untuk membuat rencana-rencana dan harapan-harapan apa yang ingin kita capai di tahun 2012. Tak lupa pula untuk mengevaluasi program-program apa saja yang telah dilakukan di tahun telah lalu.

Sambil ditemani secangkir kopi, saya akan mengevaluasi blog saya ini dalam postingan hari ini.

Akhir-akhir ini saya lebih banyak menulis tentang pengalaman pribadi yang bersifat tertutup dan sama sekali tidak menarik untuk dibaca oleh orang lain. Mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang suka membacanya, itupun terpaksa :D

Sebagian dari postingan yang lama juga banyak yang bukan murni dari saya atau hasil copy paste dari sumber lain, tapi asalkan tidak melupakan untuk mencantumkan sumbernya, ya sah-sah saja sih. Tapi akan lebih bagusnya jika blog itu ditulis berdasarkan apa yang ada dipikiran kita dan murni hasil dari buah pikiran kita.

Jadi, kedepannya saya harus mengubah gaya tulisan dan membuat tulisan itu lebih terbuka dengan mengikut sertakan peran lingkungan di sekitar saya. Jangan hanya pengalaman pribadi yang bersifat tertutup.

30 November 2011

Rahasia Kehidupan yang Tak Perlu Diketahui Orang

Dunia maya menyimpan seribu rahasia, seribu kenangan manis dan pahit, dan seribu pengalaman dari yang biasa hingga pengalaman yang luar biasa dalam hidup saya. Tapi semua itu tak pernah ada yang tahu dan memang saya rahasiakan ke orang-orang karena terlalu berat untuk dibicarakan.

Mungkin karena saya tergolong orang yang tertutup. Saya memiliki kepribadian Introvert dimana jenis kepribadian yang bersifat tertutup, berorientasi kepada diri sendiri, dan sulit menyampaikan kehendak. Kadang orang tak mengerti apa yang ingin saya sampaikan dan informasi yang seharusnya begini bisa berubah jadi begitu dipenafsiran orang lain.

Berawal dari dunia maya saya berani melakukan sesuatu yang dulunya saya sama sekali tidak berani. bahkan hingga sekarang saya masih merasa terjebak dan terkurung dalam kehidupan dunia maya.

Dunia maya sudah seperti kehidupan dunia nyata. Tapi semua itu lengkap saya rasa. Karena kedua sisi kehidupan hadir di sana. Yaitu sisi positif dan sisi negatif. Jadi yang harus saya perhatikan adalah filter informasi atau segala apa-apa yang masuk harus bisa dipilih yang positifnya saja sedangkan yang negatif mulai ditinggalkan.

Semoga suatu saat saya bisa keluar dari pengaruh burukanya tapi tetap pada pengaruh baiknya. Karena bagaimanapun bahwa internet merupakan salah satu fasilitas.

29 November 2011

Bikin Teh tak Semudah Bikin Kopi

Pagi itu saya bangun agak telat. Hujan dipagi hari membuat malas untuk bangun dari tempat tidur. Hingga cahaya pagi masuk melewati jendela tak berpintu yang hanya dipasang kaca.

Saya buka laci tempat penyimpanan makanan dan di sana ada beberapa makanan yang tadi malam saya beli dari Supermarket. Pagi ini rasanya saya pengin minum teh. Akhirnya saya ambil satu kotak teh persegi dan membukanya. Ternyata isinya bukan teh celup melainkan teh serbuk yang harus menggunakan saringan jika ingin membuatnya.

Oh tidak, saya kan tak punya saringan teh. Maklum, anak kos'an :D. Bagaimana caranya agar pagi ini saya tetap bisa minum teh? Sejenak saya merenung dan timbul lah ide pertama yaitu dengan cara menuangkan serbuk itu ke dalam gelas dan menambahkan air panas kemudian airnya dituang ke gelas lain. Ternyata hasilnya malah ampas-ampas teh tersebut melayang-layang dalam air dan tidak mengendap di dasar gelas. Jika dituang maka ampasnya juga ikut masuk ke dalam gelas yang satunya.

Tak sampai disana, ide ke dua pun muncul dari kepala saya. Saya ambil satu helai tissue kemudian saya jadikan sebagai pengganti saringan dan meletakkanya di atas gelas seakan-akan seperti saringan. Setelah itu menuangkan campuran teh yang bercampur ampas tadi. Setengah gelas telah masuk ke dalam gelas yang disaring, tapi setelah gelas itu sudah hampir penuh tiba-tiba tissue penyaringnya sobek dan ampas yang tersaringpun ikut masuk ke dalam gelas teh jernih hasil saringan tadi.

Huft..., ribet banget mau minum teh... Akhirnya saya mencari alternatif lain yaitu minum kopi. Untung ada kopi sachet, walaupun bukan kopi instant tapi setidaknya bikinnya lebih praktis. Tinggal sobek bungkusnya, tuang ke dalam gelas, tambahkan gula dan susu secukupnya, campur air panas... Jadi deh.

Jadi kesimpulannya, jika kita ingin melakukan sesuatu, lakukanlah sesuai dengan kemampuan kita. Karena kemauan dan kemampuan harus seimbang agar hasilnya lebih sesuai dengan yang diinginkan.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More