Pagi itu saya bangun agak telat. Hujan dipagi hari membuat malas untuk bangun dari tempat tidur. Hingga cahaya pagi masuk melewati jendela tak berpintu yang hanya dipasang kaca.
Saya buka laci tempat penyimpanan makanan dan di sana ada beberapa makanan yang tadi malam saya beli dari Supermarket. Pagi ini rasanya saya pengin minum teh. Akhirnya saya ambil satu kotak teh persegi dan membukanya. Ternyata isinya bukan teh celup melainkan teh serbuk yang harus menggunakan saringan jika ingin membuatnya.
Oh tidak, saya kan tak punya saringan teh. Maklum, anak kos'an :D. Bagaimana caranya agar pagi ini saya tetap bisa minum teh? Sejenak saya merenung dan timbul lah ide pertama yaitu dengan cara menuangkan serbuk itu ke dalam gelas dan menambahkan air panas kemudian airnya dituang ke gelas lain. Ternyata hasilnya malah ampas-ampas teh tersebut melayang-layang dalam air dan tidak mengendap di dasar gelas. Jika dituang maka ampasnya juga ikut masuk ke dalam gelas yang satunya.
Tak sampai disana, ide ke dua pun muncul dari kepala saya. Saya ambil satu helai tissue kemudian saya jadikan sebagai pengganti saringan dan meletakkanya di atas gelas seakan-akan seperti saringan. Setelah itu menuangkan campuran teh yang bercampur ampas tadi. Setengah gelas telah masuk ke dalam gelas yang disaring, tapi setelah gelas itu sudah hampir penuh tiba-tiba tissue penyaringnya sobek dan ampas yang tersaringpun ikut masuk ke dalam gelas teh jernih hasil saringan tadi.
Huft..., ribet banget mau minum teh... Akhirnya saya mencari alternatif lain yaitu minum kopi. Untung ada kopi sachet, walaupun bukan kopi instant tapi setidaknya bikinnya lebih praktis. Tinggal sobek bungkusnya, tuang ke dalam gelas, tambahkan gula dan susu secukupnya, campur air panas... Jadi deh.
Jadi kesimpulannya, jika kita ingin melakukan sesuatu, lakukanlah sesuai dengan kemampuan kita. Karena kemauan dan kemampuan harus seimbang agar hasilnya lebih sesuai dengan yang diinginkan.
0 comments:
Post a Comment