Pada tengah malam saya bangun seperti biasa untuk mengumpulkan air untuk persediaan hari ini. Mungkin kalian akan bertanya, kenapa harus malam-malam? Dan maksudnya mengumpulkan air disini apa? Ya, itu merupakan sudah kebiasaan rutin bagi penduduk di sekitar tempat rumah kontrakan saya. Di sini air bersih tidak jalan jika tidak disedot menggunakan mesin semacam dynamo. Itupun harus malam hari, di tengah malam pula. Jika tidak sempat menyalakan dynamo, maka siap-siap gak bisa mandi seharian.
Tepat seperti jam biasanya, saya mulai menghidupkan mesin untuk menyedot air dari pipa PDAM yang selalu macet. Padahal ini merupakan pelanggaran. Tapi di tempat saya tinggal itu sudah biasa dan memang terpaska atau lebih dikenal sebagai sudah budaya orang-orang di sini untuk menyedot pakai mesin. Karena tanpa mesin, air tidak akan didapatkan.
Ternyata walaupun sudah disedot menggunakan mesin, air yang keluar sangat sedikit dan terlalu lambat. Jadi selagi menunggu aku mencuci pakaian. Sudah sekitar setengah jam saya cek penampung airnya. Kok belum penuh-penuh juga? Ternyata airnya tidak keluar lagi. Sudah mulai H2C nih! (Harap-harap Cemas) karena baru separoh dari tong air yang saya dapatkan. Aku putuskan untuk tidur kembali.
Akhirnya matahari terbit dengan sinar kemuningnya yang menerangi alam ini. Saya pun langsung cuci muka dan sikat gigi. Setelah itu, baca buku dan saya melihat buku yang saya pegang ternyata buku Perpustakaan Fakultas Ekonomi, “lho! Bukannya sudah saya kembalikan kemarin ke Perpustakaan kampus?” cepat-cepat saya membalik ke halaman terakhir, disana tertulis bahwa tanggal pengembalian terakhir tanggal 10 Jan 2011. sedangkan hari ini adalah tanggal 12 Januari 2011. Oh tidak!
Tapi kok, buku yang saya pinjam di Perpustakaan Wilayah Kalsel cuma satu buah. Bukannya kemarin saya minjam 2 buah? Pasti salah kembalikan, pikir saya. Karena rencananya saya akan mengembalikan ke 2 buku yang saya pegang tersebut ke Perpustakaan Wilayah, taunya malah ada satu buah buku Perpustakaan kampus. Karena dugaan saya kuat bahwa saya salah kembalikan. Jadi saya tanyakan kepada petugas perpustakaan bahwa 2 hari yang lalu saya mengembalikan buku yang salah. Kata petugas, itu mustahil Karena kita sudah menggunakan system laser. Yang membuat saya semakin yakin adalah karena seingat saya ketika mengembalikan kartu saya tidak disorot dengan laser. Jadi kemungkinan besar petugas yang 2 hari yang lalu keliru. Saya terus dengan keyakinan saya hingga akhirnya disuruh petugas untuk mencari jenis buku yang telah saya kembalikan 2 hari yang lalu di rak buku yang begitu banyaknya. Sudah saya cari satu per satu ternyata tidak ditemukan juga. Saya menyerah dan saya kembalikan buku yang masih di tangan saya tersebut dengan denda yang tidak begitu besar karena terlambat.
Kadang setan ikut bicara dan menyuruh untuk lari dari masalah ini dengan tidak usah datang ke perpustakaan selamanya karena ada buku yang hilang. Tapi jika saya melalukan itu, maka saya tidak akan pernah bisa lagi meminjam buku di perpustakaan tersebut selamanya. SELAMANYA. Jadi saya lebih mengikuti hati nurani saya bahwa jangan lari dari masalah ini. Rencananya besok saya mau ke sana dan melaporkan buku yang telah saya hilangkan karena kelalaian saya dan menanyakan bagaimana saya harus menggantinya.