Suatu organisasi kampus bagaikan suplemen akademik yang akan menyempurnakan ilmu-ilmu yang kita dapatkan di dalam kelas kuliah. Sebenarnya jika ada orang yang mengkambing hitamkan organisasi lantaran nilai akademiknya menurun itu merupakan kesalahan besar. Memang dalam berorganisasi kita harus bisa mengatur waktu dengan baik agar waktu untuk kuliah dan organisasi itu seimbang.
Kebanyakan orang masih menganggap organisasi itu hanya akan memperlambat kelulusan saja. Ini terbukti dari hasil survey yang di lakukan oleh teman-teman Jurnal Kampus kepada peserta Fekon Life Skil (FLS) kemarin.
Berarti di kampus kita masih banyak anak kuliah daripada mahasiswa. Lho kok? Tahukah kalian apa perbedaan anak kuliah dan mahasiswa? Sebagian pasti menjawab sama saja. Padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Anak kuliah adalah seseorang yang kerjanya hanya kuliah saja atau sering disebut TuKul (tukang kuliah), sedangkan mahasiswa adalah seseorang yang aktif, kreatif dan inovatif, tidak hanya menghabiskan waktu untuk sekedar kuliah saja tetapi juga memanfaatkan waktunya untuk berorganisasi dan mengabdi untuk masyarakat.
Organisasi merupakan salah satu aktifitas seorang mahasiswa. Dalam berorganisasi kita akan mendapat banyak hal seperti belajar beriteraksi dengan orang lain, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, menumbuhkan sikap kritis, relasi, jaringan yang akan mempermudah kita dalam mencari kerja saat kita sudah menjadi seorang sarjana nanti dan lain-lain sebagainya. Pokoknya asyik deh.
Sering seorang organisator itu mendapat masalah seperti jadwal kuliah terbentur dengan jadwal rapat. Bagaimana menyikapinya? Tentu saja sebagai mahasiswa yang diberi tanggungjawab oleh orang tua untuk kuliah harus bisa menanggapinya dengan bijak. Kita sering mendengar istilah “kuliah no 1 dan organisasi segalanya”. Olah karena itu kita harus membuat skala prioritas dan me-manage waktu kita dengan baik sehingga kedua-duanya dapat berjalan dengan baik.