Kuin Floating Market - Banjarmasin

Banjarmasin is one of two floating markets in this planet. To experience Banjarmasin you must take to the river, either by “klotok“ (river bus), or a speedboat for longer trips.

Rumpiang Bridge

Rumpiang is a small village in the Barito riverside. But, now Rumpiang is also a name for a big size bridge with 753 m length accross the Barito river. The bridge constructed to shortcut an access from Banjarmasin to Muarabahan.

Me and My Cats

I had many of cats in my home town. I grew up them cuz they were my lovely pets.

The Real World

I am The Captain of an oil tanker that travels through your veins, when you are lying half asleep in your room, unaware if it is midnight or afternoon.

Fire and Ice Collide

Reality is a lovely place but I wouldn't want to live there. From green belt balcony, the wildfires look so pretty. To the ruby redwood tree, and to the velvet climbing ivy, panited all mahogany, I'd never leave if it were up to me

30 December 2010

Perasaan Bersalah diakhir Tahun 2010


Ternyata diri ini masih tidak begitu tanggap terhadap lingkungan. Aku yang selalu mengharapkan orang lain menyapa terlebih dahulu ketika bertemu di luar dengan orang yang aku kenal. Seberapa pasif kah diri ini sehingga orang-orang tertentu menganggap aku orang yang sombong, cuek, dan ga friendly.

Kejadian hari ini, hari dimana saat-saat pergantian tahun aku merasa sangat bersalah. Saat aku ke Rumah Sakit Umum di Kota ku, karena ada keperluan untuk ke dokter gigi. Aku tidak sadar bahwa orang yang sedang antri di belakangku adalah guru ku waktu SMA. Aku yakin beliau melihat ku, tapi entah mengapa beliau tidak menyapa aku. Ketika nama beliau di sebut di loket baru aku sadar. Tapi sayangnya beliau sudah keburu mau menuju ke PoliKlinik.

Aku tak sempat bertegur sapa dengan beliau, padahal dia adalah guru yang paling berperan penting dalam Program Keahlian di sekolah dulu. Sudah lama tidak bertemu dengan beliau, aku berharap bisa ketemu lagi saat antri di PoliKlinik. Tapi beliau sudah tidak ada lagi. Mungkin sudah pulang lebih dulu saat aku mengurus administrasi di loket ASKES.

Ada perasaan bersalah dalam diri ku. Aku takut ada anggapan negative terhadap sikap ku tadi. Tapi kita tidak boleh berprasangka buruk.

Sebentar lagi tahun akan berganti, semoga di tahun berikutnya aku bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan ku agar menjadi manusia yang lebih baik. Berguna bagi keluarga, masyarakat, kerabat, dan bangsa Indonesia.

29 December 2010

A Letter from Adam Young

Dearest friends,

Where do I even begin?

Though it seems like it happened yesterday, an entire year has passed since I put out Ocean Eyes and I cannot begin to tell you how amazed I am due to all that has happened between then and now. A tremendous amount of asphalt has passed under the tires, a lot of miles put on the odometer and a lot of marvelous memories made along the way. It’s an overwhelming, invigorating feeling that can’t even be put into words. I catch myself thinking about the future often and I truly couldn’t be more excited. I’ve been immensely blessed by each and every opportunity I’ve had via Owl City and your endless support only continues to encourage me. I wholeheartedly cannot thank you enough.


Thus far, I’ve been quite a busy bee this summer, hidden away in the cavelike warmth of my basement, working like a mad scientist on the next Owl City record and I absolutely cannot wait for you to hear it. Things are coming together nicely but there’s still a lot of work to be done.


However, there’s something I’d like to share with you in the meantime.

Three and a half years ago, I recorded a collection of songs in my parent’s basement during the bleary-eyed hours of night when sleep and I could not bring ourselves to meet. I was a metalworker, working 6 AM to 4 PM at a warehouse in my little southern Minnesota town. I was writing, creating, thinking, imagining and breathing music with every second I had to spare. Music has always been my dream, but at that point in time, it was merely a feather tossed to the wind. Regardless, my spirits were far from dampened and I created music as fast and as furiously as I could. In my little basement bedroom, I had an old Dell computer, Reason 2.5, a friend’s borrowed Behringer C-1 condenser, a Behringer 8 channel analog mixer and my uncle’s old Alvarez. I didn’t have a clue what I was doing but I was a dreamer and music was my escape so I gave it everything I had. Never expecting my music to be heard anywhere but by my parents through the floorboards above, I wrote for my own ears. I was both artist and audience and I called myself Sky Sailing.

I’ve kept these recordings secret for a long time and they’ve never seen the light of day until now. Long before Owl City was ever a spark of a flame, a lot of blue-collared working days were spent absentmindedly daydreaming about what would ultimately become this collection of songs. From the perfectionist musician’s perspective, a song is never truly “finished” but rather “abandoned” and thus, after a lot of inspiration and reckless experimentation, I emerged from the basement with a 11 song record which I affectionately entitled, An Airplane Carried Me To Bed.

This album is a step into the past, the documented account of a shy boy from Minnesota with more hopes and dreams than he knew what to do with. When you listen to this record, you can hear naivety, innocence, inexperience and the wide-eyed imaginings of a wishful thinker. It’s both light and dark, optimistic and melancholy. Unpolished and dusty, it’s an antique and therefore holds a truly unique and graceful aesthetic within. Though there has always been just one artist behind the music, before there was Owl City there was Sky Sailing and I consider it a great honor to finally find this opportunity to share it with you. I hope you enjoy it as much as I enjoyed creating it.

If by chance you ever feel as though you’ve come to know these songs or empathize with the emotions therein, please consider yourself a friend of mine because in a manner of speaking, you know me. As the saying goes, one can truly glimpse the artist through his/her art, and that expression certainly proves faithful in my case. This music is my heart and soul. This is who I am.

With that being said, I am so very glad to meet you.

With all due respect,


Adam Young

27 December 2010

Hamalau's Roundabout Will be Changing Shape

Photo: Bpost

Hamalau's roundabout which is one of the entrance to the Kandangan City, District of Hulu Sungai Selatan (HSS) from Banjarmasin in the near future will be changing shape.

Regent HM HSS Safi'i said, after the renovation the roundabout will not only be architecture well, but more than that form also has elements of meaning with the anniversary.

According to him, because of the renovation related to day length so the circle of the roundabout should be 50 meters. "The figure of fifty that have deep meaning because it is the anniversary of HSS," he said.

At the roundabout, he said, there must be a high dome of the mosque twelve feet and two floors.

In addition to elements of the unniversary, at the roundabout that four poles with a Ketupat as an icon HSS.

Members of Parliament HSS Syamsuri Arsad say, Ketupat should be highlighted at the roundabout. "Although the usual form but there is meaning." he said.

25 December 2010

Plan For Next Semester

I have a target, for next semester I should be better than today. Especially in my lecture. I'll use organization to increase my value of acedemic not only to get any skill. So, I don't take that organization will distrube my lecture.

Hmmm... I think it's hard to say for myself. But I'm really, I can do it. Now, I will try to improve my self-confidence.

12 December 2010

Prospek Sarjana Ekonomi

Banyak orang berpendapat bahwa lulusan yang menyandang gelar sarjana ekonomi itu susah mendapatkan pekerkerjaan. Karena minimnya lapangan kerja di Indonesia sehingga tidak sedikit seorang sarjana yang mengobral ijazahnya dengan bekerja asal-asalan atau tidak sesuai dengan background pendidikannya.

Contohnya seorang lulusan Fakultas Ekonomi bekerja sebagai tukang becak atau supir angkutan umum antar kota. Apakah profesi seperti itu pantas untuk seorang sarjana? Tapi daripada nganggur lebih baik kerja apa adanya yang penting halal. Jika sudah begini, mau dibawa ke mana ilmu-ilmu yang telah di dapatkan dalam kelas waktu masih duduk di bangku kuliah dulu.

Kerap kali mahasiswa ekonomi dianggap sebagai calon pengangguran. Ada sebagian orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk melanjutkan studinya di fakultas ekonomi karena alasan takut masa depannya tidak jelas.

Sebenarnya faktor utama yang menyebabkan rendah atau tingginya kualitas lulusan itu berasal dari pola pikir mahasiswa itu sendiri.

Ada sebagian orang memiliki gelar sarjananya saja tanpa ilmu. Biasanya gelar ini didapatkan dengan cara membeli ijazah secara ilegal diperguruan tinggi yang sengaja menjual produk terlarang ini demi mendapatkan uang, uang, dan uang. Semuanya demi uang tanpa memperhatikan dampaknya terhadap Negara tercinta ini.

Gelar akademik itu sudah seperti sebuah produk yang mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Hanya bermodal beberapa juta rupiah saja sudah bisa memiliki gelar sarjana. Tapi kualitasnyapun berbeda sangat jauh dengan seorang sarjana yang telah menjalani kuliah selama bertahun-tahun menguras keringat, waktu, dan uang.

Perguruan tinggi yang menjual gelar akademik merupakan salah satu penyebab rusaknya citra pendidikan di Indonesia. Banyak orang yang punya title sarjana hanya sebagai gengsi untuk menduduki posisi jabatan tertinggi dalam sebuah lembaga atau instansi. Padahal orang tersebut tidak memiliki pengetahuan dibidangnya, sehingga menjadikan sumber daya manusia Indonesia dinilai oleh Negara lain sangat rendah kualitasnya.

Coba Anda tanyakan kepada mereka siapakah Adam Smith? Bagaimana bunyi hukum penawaran dan hukum permintaan? Jika dia seorang sarjana ekonomi Saya yakin dia pasti bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling dasar dalam ilmu ekonomi. Tapi jika dia tidak bisa menjawab, kemungkinan ada yang tidak beres dengan title kesarjanaannya.

Zaman sekarang siapa yang memiliki banyak uang dialah yang akan berkuasa dan bisa membeli apa saja termasuk membeli hukum, ijazah ilegal, dan lain sebagainya.

Sedangkan orang yang hanya memiliki ilmu tanpa harta yang melimpah akan menjadi seperti tidak berarti. Karena semuanya sudah dikuasai oleh harta, dengan kata lain harta adalah segala-galanya.

Negara kita telah dijajah oleh bangsanya sendiri, seperti iklan di televisi “Jeruk kok makan jeruk”. Ini telah dibuktikan oleh kasus-kasus yang sudah terjadi selama beberapa tahun yang lalu hingga sekarang. Korupsi merupakan salah satu dari banyak peristiwa yang melanda Negeri ini. Tidak hanya dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah tetapi aparat hukum yang seharusnya melaksanakan dan menegakkan hukum untuk keadilan Negeri ini telah terlibat dalam kasus yang semakin menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sekarang coba kita lihat rakyat miskin yang seharusnya mendapatkan perhatian oleh pemerintah menjadi terabaikan karena pemerintah terlalu sibuk mengurus untuk mengusut tuntas kasus-kasus seperti diatas.

Bagaimana caranya agar bangsa ini menjadi lebih maju terutama di sektor perekonomiannya agar ada pemerataan bukan hanya mengejar berapa persen meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Sebenarnya orang-orang ekonomilah yang berperan penting dalam membantu pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dan memberantas kemiskinan. Dengan begitu maka otomatis pertumbuhan ekonomi akan meningkat.

Dan mahasiswa ekonomi bukanlah sebagai calon pengangguran tetapi lebih tepatnya adalah sebagai alat untuk menyerap dan mengkompres angka pengangguran yang membengkak tiap tahunnya.

Sebagai orang yang mengerti permasalahan-permasalahan ekonomi yang sedang dihadapai bangsa ini kita harusnya berfikir bagaimana caranya agar kemiskinan bisa dihapuskan, minimal bisa dikurangi 95%.

Tapi sayangnya kebanyakan mahasiswa ekonomi dan lulusan dari fakultas ekonomi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia hanya mengharapkan dirinya untuk dipekerjakan oleh orang lain.

Lulusan ekonomi seharusnya tidak berfikir untuk mengharapkan pendapatannya dari gaji kerja kerasnya kepada pihak lain tetapi bagaimana caranya agar bisa memberikan gaji kepada orang lain. Dengan kata lain mempekerjakan orang-orang yang masih belum punya pekerjaan/pengangguran diperusahaan kita sendiri dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya.

04 December 2010

Kucing Sebagai Penghilang Stress


Kadang kita merasa sangat BT atau bosan ketika pekerjaan yang akan kita selesaikan tidak selesai-selesai juga. Akhirnya otakpun menjadi stress dan depresi, tubuh jadi malas melakukan aktifitas dan meneruskan pekerjaan berikutnya. Hingga waktu terbuan begitu saja.

Jika otak dan pikiran kita sudah stress, kita perlu refreshing atau hiburan untuk membangkitkan kembali otak yang lelah bekerja seharian. Agar setelah melakukan aktifitas beriktunya akan lancer dan waktupun tidak terbuang begitu saja.

Ada banyak media hiburan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghilangkan stress, namun biayanyapun juga bervariasi. Mulai dari yang mahal, semi murah, murah meriah, hingga hiburan yang gratisan.

Jika kita terus menggunakan hiburan yang menguras kantong, walaupun biayanya begitu murah tapi lama kelamaan akan menggunung bukan? Ada alternative lain untuk mengusir stress yaitu dengan bermain dengan kucing peliharaan.

Tidak ada salahnya kita memelihara kucing di rumah. Walaupun kita pada akhirnya harus mengeluarkan uang untuk makanannya tapi kucing juga dianggap sebagai hewan pembawa keberuntungan kata orang dahulu. Aku punya kucing sampai 5 ekor, tapi kucing lokal, hehehe.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More